Sabtu, 20 Desember 2008

Juara LKG 2008


  Berbekal Lampu Neon Bekas, Antarkan Juara
Lomba Keberhasilan Guru [LKG] Dalam Pembelajaran Tingkat Nasional di Jakarta Tahun 2008
Setelah lolos seleksi tahap I Lomba Keberhasilan Guru Dalam Pembelajaran Tingkat Nasional tahun 2008 yang diadakan Depdiknas akhirnya Heru Wahyudi,S.Pd guru Fisika SMA Islam 3 Sleman di Pakem terpilih mewakili provinsi DIY jenjang SMA untuk mengikuti seleksi tahap II di Pusat Pemberdayaan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Sawangan Bogor. Dalam seleksi yang digelar 29-30 November 2008, para finalis mengikuti serangkaian tes yang cukup ketat meliputi pemaparan makalah, presentasi, menjawab pertanyaan dewan juri yang terdiri dari tiga penguji . Heru-panggilan Heru Wahyudi di sekolah, saat itu mempresentasikan karya inovasi dengan makalah berjudul ‘Pembuatan Alat Peraga Fisika Secara Inovatif Untuk Pembelajaran Gelombang Bunyi’. “Saya mengambil tema itu karena banyak murid yang kesulitan dalam mempelajari konsep gelombang bunyi,” paparnya. Ide mengangkat pembuatan alat peraga gelombang bunyi karena siswanya banyak yang masih bingung memahami konsep gelombang bunyi selama ini. Dari situlah Heru merancang alat peraga dengan berbahan baku lampu neon 40 watt bekas. Lampu yang memiliki panjang 120 cm itu dibuka dengan teknik khusus dan diberi serbuk dari gabus sehingga dapat membentuk gelombang yang dapat diamati oleh siswa. “Dengan bantuan alat peraga ini membuat seluruh siswa menjadi aktif dalam belajar,” ujarnya. Mungkin baru pertama kali melihat, banyak peserta finalis yang terkesan takjub dengan alat peraga kreasi guru SMA Islam 3 Sleman di Pakem ini. Tentu bukan semata ketakjuban peserta finalis saja yang mengantarkan alat peraga fisika itu meraih juara III dan mendapat tanda penghargaan Mendiknas plus hadiah Rp. 10 juta. Heru merasa optimis bahwa hasil karyanya dapat masuk nominasi karena mendapat sambutan yang positif pada saat mendemokan alat itu pada seminar di SMA negeri 7 Yogyakarta dalam rangka lustrum V Juni 2008 dan pada saat seminar nasional FMIPA UNY Mei 2008. Heru menjadi guru di SMA Islam 3 Sleman sejak tahun 1999,”namun pada tahun inilah sepertinya keberuntungan berpihak kepada saya,” jelas pria kelahiran Sleman ini. Berkat dukungan teman sejawat dan motivasi yang tidak henti-hentinya dari Drs. Kholisin selaku kepala sekolah, dalam kurun waktu 3 bulan Heru telah mendapatkan dua lembar piagam penghargaan dari Bupati Sleman atas prestasinya sebagai juara I guru berprestasi jenjang SMA/SMK tahun 2008 dan sebagai penemu/pengembang IPTEK dengan hasil karya Alat Penghemat Listrik Otomatis Untuk Setrika Listrik. Walau sudah ditetapkan sebagai guru berprestasi, namun Heru tetap merendah seperti yang dirasakan teman-teman guru sebagi sosok pendiam, lugu dan murah senyum. Baginya prestasi yang pernah dimiliki itu justru menjadi tantangan yang lebih besar dan menambah motivasi untuk menuntut ilmu ke jenjang strata 2 (S2) jurusan Fisika di Yogyakarta. Bukan untuk gagah-gagahan, tetapi dia merasa ilmu yang dimiliki masih belum cukup. Sekaligus, untuk meningkatkan kualitas pendidikan seiring dengan perhatian pemerintah dalam bidang pendidikan yang akhir-akhir ini sangat serius dengan dilaksanakannya sertifikasi guru. “Meskipun saya belum dipanggil sertifikasi namun mendengar secara langsung dari Bapak Presiden RI saat mengukuti upacara peringatan hari guru nasional dan HUT PGRI ke-63 di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, merasa lega dengan akan dinaikkan tunjangan guru pada tahun 2009,” ujar bapak tiga anak ini. ”Saya hanya berpesan pada teman-teman seprofesi bahwa event lomba guru apapun bentuknya bukanlah suatu tujuan utama, namun ingatlah guru adalah soko gurunya masa depan suatu bangsa, masa depan bangsa ada dipundak para guru, seorang guru diharapkan mempunyai kepribadian yang baik dan berperilaku sebagai edukator yang cerdas, kreatif serta inovatif .”